Welcome to Kreasi El-Habib's Blog

Keajaiban Matematika

Jumat, 20 April 2012


1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 + 10 = 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Hebatkan?
Coba lihat simetri ini :

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111 = 123456789876543 21

kurang hebat,,,,
Sekarang lihat ini

Jika 101% dilihat dari sudut pandangan Matematika, apakah ia sama dengan 100%, atau ia LEBIH dari 100%?
Kita selalu mendengar orang berkata dia bisa memberi lebih dari 100%, atau kita selalu dalam situasi dimana seseorang ingin kita memberi 100% sepenuhnya.
Bagaimana bila ingin mencapai 101%?
Apakah nilai 100% dalam hidup?
Mungkin sedikit formula matematika dibawah ini dapat membantu memberi
jawabannya.

Jika ABCDEFGHIJKLMNO PQRSTUVWXYZ

Disamakan sebagai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

Maka, kata KERJA KERAS bernilai :
11 + 5 + 18 + 10 + 1 + 11 + 5 + 18 + 19 + 1 = 99%

H-A-R-D-W-O-R-K
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + !5 + 18 + 11 = 99%

K-N-O-W-L-E-D-G -E
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96%

A-T-T-I-T-U-D-E
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Sikap diri atau ATTITUDE adalah perkara utama untuk mencapai 100% dalam hidup kita. Jika kita kerja keras sekalipun tapi tidak ada ATTITUDE yang positif didalam diri, kita masih belum mencapai 100%.

Tapi, LOVE OF GOD
12 + 15 + 22 + 5 + 15 + 6 + 7 + 15 + 4 = 101%

atau, SAYANG TUHAN ALLAH
19 + 1 + 25 + 1 + 14 + 7 + 1 + 12 + 12 + 1 + 8 = 101%
READ MORE - Keajaiban Matematika

Kimia Organik

Kimia Organik adalah disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan(sintesis atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. <1> <2> <3> Definisi asli dari kimia "organik" berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada logam transisi, seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik. Terlepas dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana). Biokimia sebagian besar menguraikan kimia protein (dan biomolekul lebih besar).Karena sifat yang spesifik, senyawa berantai karbon banyak menampilkan keanekaragaman senyawa organik yang ekstrim dan penerapan yang sangat luas. Senyawa-senyawa tersebut merupakan dasar atau unsur pokok beberapa produk (cat, plastik, makanan, bahan peledak, obat-obatan, petrokimia, beberapa nama lainnya) dan (terlepas dari beberapa pengecualian) bentuk senyawa merupakan dasar dari proses hidup. Perbedaan bentuk dan reaktivitas molekul kimia menetapkan beberapa fungsi yang mengherankan, seperti katalis enzim dalam reaksi biokimia yang mendukung sistem kehidupan. Pembiakan otomatis alamiah dalam Kimia Organik dalam kehidupan seluruhnya. Kecenderungan dalam Kimia organik termasuk sintesis kiral, kimia hijau, kimia gelombang mikro,fullerene(karbon alotropis) dan spektroskopi gelombang mikro.
READ MORE - Kimia Organik

Penulisan Rumus Kimia


Penulisan rumus kimia
Ada bermacam bentuk rumus kimia dan tiap bentuk berisi suatu keterangan. Ini dapat termasuk komposisi unsur, jumlah relatif dari tiap atom yang ada, jumlah atom yang pasti dari tiap unsur dalam molekul zat, atau struktur dari molekul zat tersebut. Untuk mudahnya kita dapat membagi bentuk rumus menurut jumlah keterangan yang diberikan.
a.       Rumus molekul : yaitu suatu rumus yang menyatakan jumlah yang pasti dari tiap macam atom yang terdapat dalam molekul.
Contoh : H2O adalah rumus molekul karena satu molekul air mengandung 2 atom H dan 1 atom O.
b.      Rumus empiris : yaitu suatu rumus yang menyatakan angka perbandingan bilangan bulat terkecil dari atom-atom dalam suatu senyawa.
Contoh : Rumus empiris dari C2H4  adalah CHkarena perbandingan terkecil antara karbon dan hidrogen adalah 1: 2. Namun suatu zat dengan rumus empiris CH2, dapat mempunyai rumus molekul CH2, C2H4, C3H6 dan seterusnya.
Text Box: Terdapat kemungkinan bermacam- macam senyawa yang berlainan akan mempunyai rumus empiris yang sama.
Terdapat kemungkinan bermacam- macam senyawa yang berlainan akan mempunyai rumus empiris yang sama.

 



c.       Rumus unsur : untuk kebanyakan unsur rumusnya cukup berupa lambangnya saja. Contoh :
Nama unsur
Rumus Kimia
Besi emas
FeAu
Kalsium
K
Neon
Ne
Baron
B
Ada beberapa  unsur yang membentuk molekul sederhana (diatomik, tetraatomik, oktaatomik) dituliskan sebagai lambang unsur yang diikuti jumlah atom penyusun tiap molekulnya. Contoh nya :
Nama unsur
Rumus kimia
Hidrogen
H2
Nitrogen
N2
Oksigen
O2
Flour
F2
Klor 
Cl2
Brom
Br2
Iod
I2
d.       Rumus senyawa merupakan gabungan dari beberapa unsur, dilambangkan dengan beberapa lambang unsur beserta jumlah atom tiap partikel dasarnya (molekul atau ion). Contoh :
Senyawa
Rumus Kimia
Jumlah atom
Air
H2O
3 atom terdiri atas 2 atom H dan 1 atom O
Benzena
C6H6
12 atom terdiri atas 6 atom C dan 6 atom H
Alkohol
C2H6O
9 atom terdiri atas 2 atom C, 6 atom H dan 1 atom O
Aseton
C3H6O
10 atom terdiri atas 3 atom C, 6 atom H dan 1 atom O
Gula tebu
C12H22O11
47 atom terdiri atas 12 atom C, 22 atom H dan 11 atom O
READ MORE - Penulisan Rumus Kimia

Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L
http://www.gudangmateri.com/2008/05/tegangan-permukaan-fluida-statis.html
Tegangan Permukaan Zat Cair (Fluida)

Tegangan permukaan (y) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang(l)
y = F / 2l

Definisi tegangan permukaan zat cair

Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

Penyebab terjadinya Tegangan Permukaan

Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya.Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya,hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah.

Penurunan Rumus

Rumus tegangan permukaan
Ƴ = F/ d

Dalam kasus ini d = 2l, sehingga
Ƴ = F /2 * l

Keterangan:
Ƴ=perbandingan antara gaya tegangan permukaan
F=tegangan permukaan
d=dimana gaya itu bekerja
Satuannya = N/m (atau N m-1)

Percobaan yang Terkait

Untuk lebih memahami Tegangan permukaan zat Dapat diamati pada percobaan dengan menggunakan gelas yang berisi air kemudian Diletakkan jarum diatasnya,maka jarum akan mengapung.Apabila dicampur dengan deterjen,maka jarum akan tenggelam.

Dan juga dapat diamati pada percobaan dengan menyiapkan gabus yang dibentuk menyerupai perahu.Kemudian,apabila diletakkan sabun dilekukan perahu tersebut,maka perahu akan bergerak.

Pengertian gejala kapiler

Gejala yang disebabkan oleh gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung kaca.

Penerapan tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari:

-mencuci dengan air panas jauh lebih bersih dibandingkan dengan air yang bersuhu normal
-antiseptik yang dipakai untuk mengobati luka,selain dapat mengobati luka juga dapat membasahi seluruh luka.

http://aktifisika.wordpress.com/2008/11/25/tegangan-permukaan-dan-kapilaritas/
Tegangan permukaan dan kapilaritas
tegangan permukaan memungkinkan nyamuk berdiri di atas air
tegangan permukaan memungkinkan nyamuk berdiri di atas air
Pernahkah kamu melihat sebuah jarum terapung diatas air? Atau kamu pasti pernah melihat ada nyamuk atau serangga lain dapat berdiri diatas air. Fenomena ini erat kaitannya dengan penjelasan tentang tegangan permukaan yang akan dibahas pada bagian ini. Di lain pihak, kita juga mungkin pernah menemui kejadian berupa air dari tanah yang merembes naik ke atas tembok sehingga tembok menjadi basah. Kejadian ini dalam fisika dikenal dengan peristiwa kapilaritas yang akan dijelaskan juga pada bagian ini.
Tegangan Permukaan
Mari kita amati sebatang jarum yang kita buat terapung di permukaan air sebagai benda yang mengalami tegangan permukaan. Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan. Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
tegangan permukaan dilihat dari interaksi molekul benda dan zat cair
tegangan permukaan dilihat dari interaksi molekul benda dan zat cair
Gaya ke atas untuk menopang jarum agar tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Gaya yang diperlukan untuk mengangkat jarum adalah gaya ke atas dijumlah gaya berat jarum (mg).
Kapilaritas
meniskus air menyebabkan peristiwa kapilaritas
meniskus air menyebabkan peristiwa kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi. Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana zat cair berada. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler. Inilah yang terjadi pada saat air naik dari tanah ke atas melalui tembok.
air dapat merembes ke atas melalui retakan tembok sehingga membasahi tembok. Satu contoh kapilaritas
air dapat merembes ke atas melalui retakan tembok sehingga membasahi tembok. Satu contoh kapilaritas
Gejala alam kapilaritas ini memungkinkan kita menghitung tinggi kenaikan air dalam suatu pipa kapiler berbentuk silinder/tabung dengan jari-jari r.
http://agnes-sahabat.blogspot.com/2011/03/tegangan-permukaan.html
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu. Apabila F = gaya (newton) dan L = panjang (m), maka tegangan-permukaan, S dapat ditulis sebagai S = F/L. tegangan permukaan dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT5oAXGQMLaPeU4_RoHdwpsJgQiAii3Bv6LQRhjmInEhkVQajVB6nYQMRGU7bog3cwGd2ljHhJLH56tVagP5es6U__Jz4uE3G9MIkZMDt2PL6QMvu2zrAEjl0egMEu-0qINJZvqnVEO7U/s200/tegangan-permukaan-a.jpg
Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan. Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis. Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Untuk membantu menurunkan persamaan tegangan permukaan, mari tinjau sebuah kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan (lihat gambar di bawah).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioSy7XlCWIjCul7_GswVFl-ZFu063UmdqZmrJyzUqeORfVP1inMGmaNowWRf2C6H_vXE7zDrjKsIvj3YwXDH3C3VX3MySFWDMwGjTqBLcGEMUQH4kdipgOdpGZ75ZIW8sAqDJW9fNAf6o/s200/tegangan-permukaan-b.jpg
Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika bermain gelembung sabun. Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas (perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan antara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d). Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkGGi6yadP7Qvsu10pnYJuiPHytZb7cBYbRbNryeLAuGRH8z6JJoQ6VwBoAAFyncdPzd7H5DDHNzBITxCmn7dz_x2dZUgLagAH6UNU5JkZbOZiiMV98pOg3-7FayaFXQ03CMFRy0Mrsds/s200/tegangan-permukaan-c.jpg
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m
Tegangan permukaan juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya mencuci. Agar pakaian yang kita cuci benar-benar bersih maka air harus melewati celah yang sangat sempit pada serat pakaian. Untuk itu diperlukan penambahan luas permukaan air.Hal ini sangat sukar dilakukan karena adanya tegangan permukaan. Sehingga nilai tegangan permukaan air harus diturunkan dahulu. Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, maka baik karena semakin tinggi suhu air, semakin kecil tegangan permukaan.
Alternatif lainnya adalah menggunakan sabun. Pada suhu 20 oC, nilai Tegangan Permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Pada 100 oC, nilai tegangan permukaan air panas = 58,90. Pada suhu 20 oC, nilai tegangan permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Lebih menguntungkan pakai sabun… airnya juga tidak panas. Jangan heran kalau sabun sangat laris di pasar. Bukan cuma pakaian, tapi tubuh kita juga.





READ MORE - Tegangan Permukaan

Kelarutan Barium Iodat

I.    TUJUAN


a.       Mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan ion.
b.      Menghitung kelarutan barium iodat ada I = 0 dengan jalan ekstrapolasi.
c.       Menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai nilai I dan menguji penggunaan hukum Debye-Huckle.

II.            LATAR BELAKANG TEORI
Salah satu cara untuk menunjukkan hubungan antara kekuatan ion dan aktvitas ion adalah mempelajari perubahan kelarutan elektrolit yang sedikit larut (misalnya Ba (IO3)2) sebagai aikbat adanya penambahan elektrolit lain (bukan ion senama, misalnya KCl). Agar hukum Debye-Huckel dapat diterapkan, konsentrasi larutan elektrolit sedikit larut tersebut harus diukur dengan tepat walaupun konsentrasinya rendah. Selain itu kelarutannya dalam air harus berada dalam batas kisaran hukum Debye-Huckel, yaitu kelarutan ion<0,01 M untuk elektrolit 1-1 (uni-univalen).
Salah satu elektrolit yang memenuhi kriteria di atas adalah Ba(IO3)2 yang konsentrasinya dapat di tentukan dengan menggunakan metode volumetrik yang sederhana. Dengan menganalisis data yang diperoleh akan didapat koefisien ativitas rata-rata (y±).
Aktivitas atau koefisien aktivitas suatu individu ion secara percobaan tidak dapat ditentukan, karena itu di definisikan aktivitas rata-rata a±, dan koefisien aktivitas rata –rata y ± yang untuk elektrolit 1-2 (uni-bivalen) didefinisikan sebagai berikut:
a± = (a+ a-2)1/3
y± = (y+ y-2)1/3                                                                                                                                    (1)
c± = (c+ c-2)1/3
Bila nilai konsentrasi (c) dinyatakan dalam mol/liter, maka berdasarkan definisi diatas di peroleh:
a± = y±.c± = Ka1/3 = konstanta                                                                (2)
Dalam hal ini, a adalah hasil kali aktivitas kelarutan yang dapat di turunkan sebagai berikut:
Ba(IO3)2                                 Ba2+   +   2IO3-                                         (3)
                                                                           (4)
Misalnya dalam larutan terdapat elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama dengan Ba(IO3)2 (misal KCl) dan anggap kelarutan  Ba(IO3)2  dalam air adalah s mol/liter, maka c­­+ (konsentrasi ion Ba2+ dalam larutan) = s mol/liter dan c- (konsentrasi ion IO3- dalam larutan)= 2s mol/liter.
Dari persamaan (1) akan diperoleh:
c± = 159 s                                                                                                (5)
Dengan menggabungkan persamaan (5) dengan persamaan (2) diperoleh
sy± = (Ka1/3/1,5) = konstanta = so                                                          (6)
Dalam hal ini so adalah kelarutan teoritis bila y± mendekati 1 satu (=1) yaitu pada keadaan dimana kekuatan ion sama dengan nol (I=0). Karena y± selalu menurun dengan meningkatnya kekuatan ion, maka baik kelarutan dan hasil kali kelarutan, Ksp (dinyatakan dalam onsentrasi, bukan dalam aktivitas) dari elektrolit yang sedikit larut akan meningkat dengan adanya penambahan elektrolit lain yang tidak mengandung ion senama. Jika nilai so dapat ditentukan dengan jalan ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, maka y± pada berbagai konsentrasi akan dapat dihitung (y± = so/s).
Pada larutan elektrolit, s bergantung pada kekuatan ion yang didefinisikan sebagai:
                                                                                    (7)
Keterangan:
ci = konsentrasi ion ke-i dalam mol/liter
zi = muatan ion ke-i
Kekuatan ion (I) harus dihitung berdasarkan semua ion yang berada di dalam larutan. Nilai I terendah yang dapat digunakan untuk mengukur kelarutan dibatasi oleh kelarutan elektrolit dalam air. Ekstrapolasi ke kekuatan ion sama dengan nol, dilakukan berdasarkan teori Debye-Huckle untuk elektrolit kuat.
Teori Debye-Huckle menyatakan bahwa untuk larutan dengan kekuatan ion yang rendah (I<0,01) untuk eletrolit univalen (1-1), koefisien aktivitas rata-rata suatu elektrolit yang berdisosiasi menjadi ion bermuatan Z+ dan Z- dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Log y± = -A|Z+.Z-|üI)                                                                           (8)
A = tetapan dan untuk larutan dengan pelarut air pada suhu 25°C nilainya adalah 0,509. Gabungan persamaan (6) dan (8) untuk Ba(IO3)3 diperoleh:
Log s = log so + 2Aü1
Jadi, pada kekuatan ion yang rendah kurva log s sebagai fungsi I1/2 akan berupa garis lurus.

III.         ALAT DAN BAHAN
a.       Alat:
1.      Labu erlenmeyer 250 ml           3. Labu takar 250 ml               5. Pipet 25 ml
2.      Buret                                         4. Labu takar 100 ml
b.      Bahan
1.      KCl 0,1 M
2.      Ba(IO3)2 (dapat disiapkan dari pencampuran NaIO3 dan BaCl2)
3.      Na2S2O3 0,01 M
4.      HCl 1 M
5.      KI 0,5 g/L
6.      Kanji 1%

IV.         CARA KERJA


V.            DATA PENGAMATAN
No. Labu
Konsentrasi lar KCl (M)
Volume tiosulfat (ml)
V1
V2
1
0.10
-
-
2
0.05
-
13.7
3
0.02
-
  9.2
4
0.01
7.9
  7.7
5
0.05
6.8
-
6
0.02
-
  5.4
7
0.00
4.2
  4.2
VI.         PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur kelarutan barium iodat dalam larutan KCl dengan berbagai kekuatan ion, menghitung kelarutan barium iodat pada I = 0 dan menghitung koefisien aktivitas rata-rata barium iodat pada berbagai I serta menguji penggunakan hukum Debye-Huckle. Untuk menunjukkan antara kekuatan ion dan aktivitas ion dapat dilihat dari perubahan kelarutan elekttrolit yang sedikit larut dalam air, dalam hal ini Ba(IO3)2. Sebagai akibat penambahan elektrolit lain bukan senama KCl, dari hasil perhitungan diperoleh grafik hubunganterhadap kelarutan. Dapat dilihat bahwa kelarutan akan naik dengan naiknya konsentrasi. Demikian juga sebaliknya, dari grafik plot s terhadapdiperoleh persamaan regresi linear y = 7.7913x - 4.002 yang sebanding dengan persamaan log s = 2A + log so. Dengan jalan ekstrapolasi (x = 0) diperoleh log s = -4,002 dn kelarutan (s) = 9.54.10-5.
Dari percobaaan yang telah dilakukan diperoleh grafik sebagai berikut:

Kelarutan pada larutan elektrolit bergantung pada kekuatan ion, dimana kelarutan semakin meningkat dengan meningkatnya kekuatan ion. Teori Debye-Huckle memprediksi bahwa logaritma koefisien ionik rata-rata adalah fungsi linear dari akar pangkat dua kekuatan ionik dan slopenya bernilai negatif. Koefisien aktivitas ionik hanya bergantung pada muatan ion dan konsentrasinya. Hubungan antara keduanya dapat dilihat dari grafik yang diperoleh dari hasil perhitungan. Sesuai grafik dapat dilihat bahwa koefisien aktivitas ionik rata-rata naik dengan turunnya konsentrasi.
Hasil percobaan kurang sempurna, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1.      Kekurangtelitian praktikan saat percobaan, misalnya pada saat menimbang bahan.
2.      Validitas alat yang digunakan.
3.      Kesalahan analisa data.

VII.      JAWABAN PERTANYAAN
T = 25°C
Konstanta dielektrik = 78,5
e = 1,6. 10-19
NA = 6,02.10-23 mol
k = 1,381.10-23 J/mol
A = ......?
              H2O                         H+   +   OH-
I = ½ (10-7 + 10-7) = 10-7
ln y± =
         = 0,00953.10-30.

VIII.   KESIMPULAN DAN SARAN
a.       Kesimpulan
o   Kelarutan barium iodat semakin menurun dalam larutan KCl yang konsentrasinya semakin rendah dengan kekuatan ion yang semakin besar.
o   Kelarutan barium iodat pada I = 0 dengan ekstrapolasi adalah 9.54.10-5 M.
o   Koefisien aktivitas rata-rata barium iodat  (y±) pada berbagai nilai I dapat dilihat pada tabel lampiran.
o   Koefisien aktivitas ionik rata-rata semakin meningkat dengan turunnya konsentrasi.
b.      Saran
1.      Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang.
2.      Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatam
3.      Alat yang digunakan sesuai dengan standar.



IX.         DAFTAR PUSTAKA
1.      Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES.
2.      Wahyuni, Sri. 2003. Buku Ajar KIMIA FISIKA 2. Semarang. Unnes.



Mengetahui,                                                                                        Semarang, 29 Desember 2005
Dosen Pengampu                                                                                Praktikan



Ir. Sri Wahyuni, M.Si                                                                          Ari Hendriayana
NIP                                                                                                     NIM 4314000027
























ANALISA DATA
*      Labu 1
Tidak ada data
*      Labu 2
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 13,7 ml                    V2 = 25 ml                   M1 = 0,05 M
V1.M1 = V2.M2
13,7 .0,05 = 25.M2
M2 = 0,0274
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,0274 x 2 = 0,137
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,05 + 0,05 + 0,0274 + (2 x 0,0274)} = 0,0911
 = 0,301827765
log so = log s - |2A-| = -1,863279433 - |2 x 0,509 - 0,301827765| = -2,170540098
so = 0,006752427
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,006752427 / 0,0137 = 0,492877888
log y± = -0,307260665
*      Labu 3
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 9,2 ml                      V2 = 25 ml                   M1 = 0,02 M
V1.M1 = V2.M2
9,2 .0,02 = 25.M2
M2 = 0,00736
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,00736 x 2 = 0.00368
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,02 + 0,02 + 0,00736 + (2 x 0,00736)} = 0.031040
 = 0,176181724
log so = log s - |2A-| = -2,434152181 - |2 x 0,509 - 0,176181724| = -2,613505177
so = 0,002434977
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,002434977 / 0,00368= 0,492877888
log y± = -0,179352995
*      Labu 4
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 7,8 ml                      V2 = 25 ml                   M1 = 0,01 M
V1.M1 = V2.M2
7,8.0,01 = 25.M2
M2 = 0,00312
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,00312 x 2 = 0,00156
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,01 + 0,01 + 0,00312 + (2 x 0,00312)} = 0,014680
 = 0,121161050
log so = log s - |2A-| = -2,806875402 - |2 x 0,509 – 0,121161050| = -2,93021735
so = 0,00117431
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,00117431 / 0,00156 = 0,752762631
log y± = -0,123341949
*      Labu 5
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 6,8 ml                      V2 = 25 ml                   M1 = 0,005 M
V1.M1 = V2.M2
6,8 .0,005 = 25.M2
M2 = 0,00136
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,00136 x 2 = 0,00068
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,005 + 0,005 + 0,00136 + (2 x 0,00136)} = 0,007040
 = 0,083904708
log so = log s - |2A-| = -3,167491087 - |2 x 0,509 - 0,083904708| = -3,25290608
so = 0,000558591
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,000558591 / 0,00068 = 0,821457327
log y± = -0,085414993
*      Labu 6
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 5,4 ml                      V2 = 25 ml                   M1 = 0,002 M
V1.M1 = V2.M2
5,4 .0,002 = 25.M2
M2 = 0,000432
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,000432 x 2 = 0,000216
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,002 + 0,002 + 0,000432 + (2 x 0,000432)} = 0.002648
 = 0,051458721
log so = log s - |2A-| = -3,665546249 - |2 x 0,509 - 0,051458721| = -3,717931227
so = 0,000191456
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,000191456 / 0,000216 = 0,886369945
log y± = -0,052384978
*      Labu 7
©      Konsentrasi larutan jenuh IO3-
V1 = 4,2 ml                      V2 = 25 ml                   M1 = 0,001 M
V1.M1 = V2.M2
4,2 .0,001 = 25.M2
M2 = 0,000168
©      Kelarutan (s) Ba(IO3)2
s = 0,000168 x 2 = 0,000084
©      Kekuatan ion (I)
KCl                      K+   +   Cl-
Ba(IO3)2                       Ba2+   +   2 IO3-
I = ½{[K+] + [Cl-] + [IO-] + [Ba2+]}
I = ½{0,001 + 0,001 + 0,000168 + (2 x 0,000168)} = 0,001252
 = 0,035383612
log so = log s - |2A-| = -4,075720714 - |2 x 0,509 - 0,035383612| = -4,111741231
so = 0,00007731
©      Koefisien aktivitas ionik (y±)
y± = so/s = 0,00007731 / 0,000084 = 0,920406089
log y± = -0,036020517

Hasil perhitungan di atas dapat disusun ke dalam tabel berikut:
No. Labu
Konsentrasi lar KCl (M)
Volume tiosulfat (ml)
Konsentrasi lar jenuh iodat (M)
Kelarutan (s) barium iodat (M)
log s
V1
V2
1
0.1
-
-
-
-
-
2
0.05
-
13.7
0.0274
0.0137
-1.863279433
3
0.02
-
9.2
0.00736
0.00368
-2.434152181
4
0.01
7.9
7.7
0.00312
0.00156
-2.806875402
5
0.005
6.8
-
0.00136
0.00068
-3.167491087
6
0.002
-
5.4
0.000432
0.000216
-3.665546249
7
0.001
4.2
4.2
0.000168
0.000084
-4.075720714


No. Labu
Kekuatan ion (I)
so/s (y±)
log y±
1
-
-
-
-
2
0.091100
0.301827765
0.492877888
-0.307260665
3
0.031040
0.176181724
0.661678472
-0.179352995
4
0.014680
0.121161050
0.752762631
-0.123341949
5
0.007040
0.083904708
0.821457327
-0.085414993
6
0.002648
0.051458721
0.886369945
-0.052384978
7
0.001252
0.035383612
0.920406089
-0.036020517

READ MORE - Kelarutan Barium Iodat

 
 
 
Matur Suwun Atas Kunjungannya, Semoga Bermanfaat!!! Salam Semangat Berkarya!!!