Welcome to Kreasi El-Habib's Blog

PENGARUH ISLAM DALAM KARYA-KARYA R. NG. RANGGAWARSITA

Rabu, 24 September 2014

PENGARUH ISLAM DALAM KARYA-KARYA R. NG. RANGGAWARSITA

Nama kecil R.Ng. Ranggawarsita ialah Bagus Burham. Bagus Burham dilahirkan hari senin legi, tanggal 10 dzulkaidah tahun Be, 1728 (JW), pukul.12.00, wuku Sungsang Dewi Sri, Wrukung Huwas, musim Jita, atau 15 Maret 1802, dikampung Yasadipuran, Surakarta.[1]
Setelah lahir diberi nama Bagus Burhan, ia dipelihara oleh R.T. Sastranegara sesuai dengan anjuran kakek putrinya, R.T.Yasadipura I yang meramalkan bahwa Bagus Burhan akan menjadi pujangga besar. Setelah berusia 4 tahun, Bagus Burhan diserahkan oleh R.T.Sastranegara kepada ki Tanuwijaya, seorang abdi kepercayaan R.T.Sastranegara. bagus diasuh Ki Tanuwijaya sampai berusia kurang lebih 12 tahun. [2]
Baru setelah itu, Bagus dikirim ke suatu pesantren untuk memperdalam pendidikannya. Tempat pesantrennya adalah pesantren Gebang Tinatar, Ponorogo yang diasuh oleh kyai ternama, Imam Kasan Besari, yang merupakan menantu Sri Sunan Paku Buwana IV di Surakarta.[3]
Bagus Burhan memiliki beberapa keahlian, baik dalam ngelmu maupun dalam ilmu pengetahuan, antara lain:
1.      Ilmu kesusastraan dan kebudayaan Jawa diterima dari ajarannya, R.T. Sastranegara, sedangkan pengetahuan bahasa Belanda diterima dari C.F. Winter.
2.      Belajar agama Islam dan ilmu tasawuf beberapa tahun dipondok Tegaksari Ponorogo asuhan kyai Imam Besari. Ia mempelajari ilmu nahwu, sharaf, balaghah, mantiq, hadits, musthala hadist, tafsir dan syariah.
3.      Mempelajari kebudayaan dan tata krama Jawa yang mencakup:
a.       Bermacam aji kemampuan batin, sesirih atau berpantang, dan tetki atau beriktikat sebagai pujangga ia paham ilmu nujum dan ramal, kepada Ki Tanujaya pengasuhnya sendiri sejak kecil.
b.      Ngelmu benda pusaka seperti keris, tombak, kudhi, dan sebagainya, termasuk tosan saji.
Ranggawarsita sebagai pujangga istana, tugas pokoknya adalah menyusun karya-karya sastra. Karya-karya itu semua dalam bentuk tulisan tangan. Karena Ranggawarsita menjabat sebagai pujangga istana, maka karya-karyanya banyak dipersembahkan kepada raj-raja. Selain itu, banyak pula yang beredar dalam lingkungan keluarga Ranggawarsita.
Karna Ranggawarsita merupakan pujangga yang banyak dikagumi oleh pecinta kepustakaan Jawa, maka banyak pula yang menyebar di tengah-tengah masyarakat. Karya-karyanya dipindahkan dan disalin dengan cukup termat.
Dalam bukunya Mulyanto, beliau mengkategorikan kaya-karyanya secara menyeluruh yang merupakan kitab jawa kuno, diantaranya:
1.      Karya Ranggawarsita yang ditulis sendiri, mislanya, Serat Pustaka Raja dan Serat Wirid Hidayat Jati
2.      Karya Ranggawarsita yang disalin oleh orang lain, misalnya, Serat Aji Pamsa dan Serat Cemporet
3.      Karya Ranggawarsita bersama orang lain, mislanya Serat saridin dan Serat Sidin
4.      Karya Ranggawarsita yang diubah bentuknya oleh orang lain, mislanya Serat Jaman Cacad
5.      Karya Ranggawarsita yang diubah lagi oleh orang lain, mislanya Pustaka Raja Purwa
6.      Karya orang lain yang pernah disalin oleh Ranggawarsita, misalnya Serat Bratayudha dan Serat Jayabaya
7.      Karya orang lain yang dilakukan sebagai karya Ranggawarsita, ialah Kalatidha Piningit, Wirid Hidayat Jati
Ranggawarsita termasuk seorang pujanggaa yang peka terhadap permasalahn sosial. Zaman kali atau kaliyuga yang oleh Ranggawarsitaa lebih populer disebut dengan istilah jaman edan merupakan sindiran pada kekacauan waktu itu.kutipan tembang sinom dalam serat kalatidha menunjukkan kekacauan yang melanada masyarakat:
Amenangi zaman edan,
Ewuh aya ing pambudi
Milu edan nora tahan,
Yen tan milu anglakoni,
Boya keduman melik,
Kaliren wekasanipun,
Dilalah karsa Allah,
Begja-begjane kang lali,
Luwih begja kang eling lawan waspada[4]
Terjemahan:
Mengalami zaman gila,
Serba sulit dalam pikiran,
Ikut gila tak tahan,
Kalu tidak ikut,
Tidak dapat bagian,
Akhirnya kelaparan,
Untungnya takdir Allah,
Seuntung-untungnya orang lupa,
Masih untung yang sadar dan waspada.
Ranggawarsita melalui Serat Kalatidha di atas memberi peringatan kepada manusia agar dirinya selalu eling lan waspada, mau mengendalaikan diri, tidak terbawa arus sehingga suatu saat dirinya mendapat ketentraman lahir batin. Keadaan masyarakat yang penuh kekacauan hendaknya diselesaikan dengan arif bijaksana, sehingga tidak malah menambah beban sosial. Di samping itu, manusia perlu berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa.
A.    Corak Keislaman dalam beberapa karya R.Ng. Ranggawarsita
Ada dua hal pokok yang akan dibahas berkaitan dengan corak keislaman yang sangat menonjolmdi dalam beberapa karya R.Ng. Ranggawarsita. Kedua hal itu adalah etika atau hubungan antar manusia dan hubungan manusia dengan Tuhan.
1.      Etika dalam karya R.Ng. Ranggawarsita
Perajalan hidup Ranggawarsita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan religius (agama Islam). Bahkan, semasa mudanya, Pujangga Surakarta ini termasuk santri yang memiliki kemampuan tinggi dalam belajar agama Islam pada Kyai Imam Besari di Ponorogo. Oleh sebab itu, sejumlah karyanya kebanyakan bernuansa Islam atau mengandung persoalan-persoalan yang dijiwai oleh ajaran Islam yang diramu dengan ajaran hidup Jawa (kejawen).
Sebagai pujangga yang sangat baik penguasaannya terhadap nilai-nilai budaya Jawa sekaligus memiliki pemahaman yang luas pada nilai-nilai ajaran Islam, R.Ng. Ranggawarsita memandang perlu untuk memberikan wejangan-wejangan mental instruksi budaya kepada pembaca melalui sejumlah karyanya terkait dengan manfaat dan perlunya sikap hidup jujur maupun ke-Tuhanan. Hal itu dapat dilihat dari beberapa karyanya yang menganjurkan seseorang berlaku jujur atau temen, ora goroh tidak
berdusta, dan pernyataan senada dengan karyanya dalam Serat Wedharaga, Serat Wedhatama, Serat Sabdajati, Serat Kalatidha, dan sebagainya.[5]

2.      Hubungan Manusia dengan Tuhan
Ada beberap konsepsi mistik yang terdapat dalam karya-karyanya Ranggawarsita, yaitu konsepsi tentang amanusia, konsepsi tentang Tuhan, konsepsi tentang jalan kelepasan, dan konsepsi tentang kelepasan. Muara dari keempat konsepsi tersebut adalah sebuah manunggaling kawula Gusti bersatunya hamba dengan Tuhan.
Ranggawarsita memang seorang pujangga bukan hanya karena diangkat tetapi karena memenuhi syarat. Memenuhi kriteria baik menurut pandanagan jaman dahulu maupun pengertian masa kini. Sehingga tidak dapat diragukan lagi sampai sekarang.
Bahkan karya-karyanya sangat berguan yang berbentuk ramalan yang menceritakan akan tibanya masa keemasan bagi bangsanya dalam membela tanah air. karya-karya beliau banyak disetir oleh kaum poltik patriotik di jaman penjajahan Belanda untuk membangkitkan semangat juang, memberikan inspirasi para pejuang-pejuang militan di kala itu.[6]
Sebagai pujangga keraton Raden ngabehi ronggowarito sangat berpeangaruh. Ia bisa menggabungkan hati orang Jawa agar mau menerima dua jaran secara bersandingan yang sebelumnya sering terlibat konflik. Dua ajaran itu adalah Islam dan Hindu.
Tanggal 5 bulan Sela,
Dulkangidah tahun jimakir wuku Tolu,
Widu Sengara (atau tanggal 24 Desember 1873)
Kira-kira waktu Dzuhur,
Itulah saat yang ditentukan.
Sang Pujangga kembali mengahadap Tuhan.
Cinitra ri budha kaping wolu likur,
Sawal ing tahun jimakir,
Candraning warsa pinetung,
Sembah mekswa pejangga ji,
Ki pujangga pamit layon
Karya ini ditulis dihari Rabu tanggala 28,
Sawal tahun Jimakir 1802 (1873 M)
Ki Pujangga pamit mati.
Pujangga Agung R.Ng. Ranggawarsita wafat secara khusnul khatimah (emating pati patitis). Beliau dimakamkan di Palas, Trucuk, Klaten, Jawa Tengah berdekatan dengan makam orang tuanya. Samapai kini makamnya banyak dijadikan tempak ziarah yang amat keramat oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah pujangga yang mulia dan terhormat.



DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya. 1980. Pujangga Ranggawarsita. Jakarta: Proyek penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan Daerah
Prabowo, Dhanu Priyo. 2003. Pengaruh Islam Dalam Karya-Karya R.Ng. Ranggawarsita. Yogyakarta : Narasi
Purwadi, Dr. M.Hum. 2004. Hidup, Cinta Dan Kematian Ronggowarsito. Jogjakarta: Pion Harapan
Purwadi, Dr. M.Hum.2004. Ramalan Zaman Edan Ronggowarsito. Yogyakarta: Media Abadi





[1] Prabowo, Dhanu Priyo. 2003. Pengaruh Islam Dalam Karya-Karya R.Ng. Ranggawarsita. Yogyakarta : Narasi
[2] Purwadi, Sejarah Sastra Jawa Klasik, Yogyakarta, Panjipustaka.hlm.129
[3] Purwadi, Dr. M.Hum. 2004. Hidup, Cinta Dan Kematian Ronggowarsito. Jogjakarta: Pion Harapan, hlm.7

[4] Kamajaya. 1980. Pujangga Ranggawarsita. Jakarta: Proyek penerbitan Buku Bacaan Sastra Indonesia dan Daerah
[5] Prabowo, Dhanu Priyo. 2003. Pengaruh Islam Dalam Karya-Karya R.Ng. Ranggawarsita. Yogyakarta : Narasi.hlm 59-60
[6]Raden ngabehi ronggowarsito apa yang trjadi.semarang hlm 109. Aneka ilmu 

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Casino Site Review 2021 - Lucky Club
Casino Site luckyclub.live Review 2021. The website has a good welcome bonus and the bonus is worth up to €300 + 150 spins per player. Find out how to get bonus money for

Posting Komentar

 
 
 
Matur Suwun Atas Kunjungannya, Semoga Bermanfaat!!! Salam Semangat Berkarya!!!